Langsung ke konten utama

Objek Kajian Semiotika Film Disney Moana

Pendahuluan

Film memiliki nilai seni tersendiri,  karena  film tercipta  sebagai sebuahkarya dari tenaga-tenaga  kreatif yang  profesional di bidangnya. Film sebagai benda  seni  sebaiknya  dinilai  dengan secara  artistik  bukan  rasional.

Film Disney Moana adalah sebuah film petualangan fantasi animasi computer 3D Amerika yang diproduksi oleh Walt Disney Animation Studios pada tahun 2016. Film ini mengangkat kehidupan mengenai Moana Waialiki yang diperankan oleh Auli'i Cravalho, seorang remaja petualang berlayar dengan misi berani menyelamatkan orang-orangnya.

Alasan saya memilih kajian ini karena objek tersebut adalah film kartun yang dimana menggambarkan tokoh utamanya seorang gadis dengan sifat pemberani, mandiri, tangguh dan pantang menyerah dan dapat memotivasi diri saya agar saya bisa sepertinya dan mematahkan stereotype bahwa wanita adalah makhluk yang lemah,

Isi

Bentuk Formal : Film (Visual)

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya merepresentasikan Putri Moana saja selaku tokoh utama perempuan, karena tokoh utama yang berkuasa atas jalannya sebuah cerita. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti representasi maskulinitas yang disampaikan dalam film tersebut dengan judul “Representasi Maskulinitas Dalam Film Disney Moana (Analisis Semiotika Charles Sanders Pierce)”. 

Penanda :

Maskulinitas pada pemeran utama Putri Moana ada 6 yaitu representament pemberani, representament kekuatan, representament pantang menyerah, representament percaya diri, representament mandiri, dan representament pemimpin.

Pertanda :

Representasi maskulinitas terhadap pemeran utama Putri Moana melalui Representament, Object dan Interpretant yaitu:

a.     Scene pertama yang menunjukkan keberanian Moana yang berayun di atas pohon hanya menggunakan sehelai daun kelapa agar mencapai tujuannya.

b.     Scene kedua merepresentasikan kekuatan Moana dimana pada Scene ini ia harus menjatuhkan patung Maui dan melompat ke celah yang sempit agar mampu meloloskan diri dari jebakan Maui.

c.     Scene ketiga, Moana direpresentasikan sebagai gadis remaja yang memiliki sifat pantang menyerah, ia tidak akan menyerah pada situasi apapun sebelum mencoba dan mengetahui hasilnya.

d.     Scene keempat, kepercayaan diri Moana. Ia direpresentasikan sebagai gadis remaja yang percaya dan yakin dengan setiap keputusan yang dia ambil, seperti halnya dalam bahaya yang ia hadapi, ia percaya dengan kemampuannya bisa menyelesaikan masalah tersebut dan Moana tidak terpengaruh oleh perkataan Maui. Moana merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan keinginannya dan bertanggungjawab atas perbuatannya.

e.      Scene kelima, Moana direpresentasikan sebagai gadis remaja yang mandiri, ia ditampilkan sebagai seorang remaja yang tidak bergantung pada Maui. Ia memperbaiki kerusakan yang terjadi pada perahunya seorang diri, tanpa bantuan siapapun.

f.      Scene keenam merepresentasikan sifat kepemimpinan. Moana mampu melindungi pulaunya dari kegelapan, mampu mencari jalan keluar atas permasalahan yang terjadi pada pulaunya dan Moana lebih mengetahui cara berlayar setelah pengalaman yang dialaminya sendiri selama berpetualang mengembalikan jantung Te Fiti.

    Kesimpulan :

Kesimpulan yang didapat dari objek kajian yang saya pilih yaitu dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data menggunakan teori semiotika Pierce yang mengaitkan tiga komponen utama yaitu representament, object serta interpretant yang disajikan secara deskriptif berdasarkan tanda dalam proses signifikasi. Dengan menggunakan analisis semiotika Pierce, peneliti mengkaji makna tanda yang terdapat dalam film tersebut.

Kajian Film yang di terbitkan oleh Walt Disney berjudul Moana ini didominasi dengan sifat maskulin, ditampilkan pada pemeran utama putri Moana yang memiliki jiwa berpetualang dengan pesan maskulinitas . Tetapi terdapat juga beberapa adegan yang memunculkan sifat feminim pemeran utama putri Moana yaitu ia menyukai anak-anak terlihat pada adegan Moana mengajarkan anak-anak di pulaunya untuk menari, Moana memiliki sifat emosional dan lemah lembut ketika ia dihadapkan pada situasi yang membuatnya putus asa serta saat neneknya sedang mengalami kesakitan yang membuatnya harus menyelamatkan pulau Motunui dan mengembalikan jantung Te Fiti.

Sumber : https://scholar.archive.org/work/mwb43i3mojf4hp72ykwpdmd7oy/access/wayback/http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/Kinesik/article/download/9391/pdf_1


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semiotika dalam Kehidupan

    Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, ditengah-tengah manusia dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)  memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda.  Ada beberapa contoh semiotika yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan saya, antara lain: 1. Melambaikan tangan kepada teman ketika hendak pulang setelah adanya pertemuan. Dalam hal ini, tanda mengacu sebagai ucapan sampai jumpa. Makna disampaikan dari saya kepada teman yang ingin pulang dan menjadi tanda perpisahan dalam pertemuan, m

Review Jurnal Penelitian tentang Seni Rupa dan Desain

Jurnal Pertama  Judul : Kajian Semiotika Kartun Majalah Tempo Tahun 2019  Karya : I Wayan Nuriarta Objek Kajian Seni Rupa dan Desain : Kartun Majalah Tempo Tahun 2019 Pendekatan : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Teori : Dikaji menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Metode dan Analisis : Metode yang dipakai dalam peneliatian ini yaitu menggunakan teori semiotika.  Kesimpulan : Kartun Majalah Tempo tahun 2019 hadir untuk memberikan opini atau kritik di tahun politik. Tanda- tanda yang dihadirkan berupa teks visual dan teks verbal untuk menghadirkan narasi dari peristiwa. Secara denotasi, kartun-kartun Majalah Tempo mengahdirkan figur manusia seperti ibu rumah tangga, tokoh politik seperti ketua Umum partai dan juga figur manusia yang merepresentasikan penyidik KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Secara konotasi dimaknai sebagai kritik atas kehadiran para politisi di tahun 2019. Hal saya yang dapat diteliti dari jurnal tersebut : Salah satu pelajaran yang